Astagfirullah Dosa Utang Tidak Akan Terampuni Meski Mati Syahid. Inilah Penjelasannya!!
Utang atau Hutang tentu sudah tidak ajaib lagi bagi kita alasannya ialah tidak mampu dipungkiri hal ini sering kita alami dalam menjalani kehidupan ini. Bukan hanya bahan saja, tetapi sebuah kesepakatan juga disebut dengan hutang yang harus ditepati dan wajib kita bayar. Jangan hingga disaat kita menghembuskan nafas terakhir masih ada hutang-hutang yang belum lunas atau terbayar, alasannya ialah salah satu dosa yang tidak terampuni hingga orang meninggal dunia ialah dosa hutang, meskipun orang yang berhutang mati syahid.
Benarkan dosa hutang tidak akan terampuni meskipun mati syahid?
Dilansir dari laman Islam Pos, dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang,” (HR. Muslim no. 1886).
Dari hadits diatas sangat terperinci sekali dan tentunya sangat angker bagi kita semua alasannya ialah orang mati syahid pun dosanya tidak akan terampuni jikalau punya dosa hutang. Padahal mati syahid, mati ketika berjihad di jalan Tuhan SWT serta khusnul khotimah ialah salah satu maut yang di inginkan oleh semua orang di seluruh penjuru dunia.
Oleh alasannya ialah itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada insan tidak mampu dilunasi hanya dengan istighfar.
Bukhari membawakan dalam kitab shohihnya pada Bab “Siapa yang berlindung dari hutang”. Lalu ia rahimahullah membawakan hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di final shalat (sebelum salam): Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom (Ya Allah, saya berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada ia shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta santunan ialah dalam duduk perkara hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari,” (HR. Bukhari no. 2397).
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil perihal wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang memperlihatkan hal ini ialah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta,” (Syarh Ibnu Baththol, 12/37).
Untuk itu, marilah teman-teman semua kita ingat-ingat dan koreksi diri apakah kita masih punya sangkutan utang piutang? sekecil apapun kita punya hutang maka wajib dibayar dan dilunasi sebelum kita meninggalkan dunia yang fana ini.
Semoga kita semua tergolong orang-orang yang kelak final khayatnya khusnul khotimah, mati syahid tanpa ada sangkutan utan piutang alis semua hutang sudah terbayarkan selama masih diberi kesempatan hidup di dunia. Amin-amin Ya Robbal 'Aalamiin...
sumber : blogkhususdoa.com
Sumber https://shareanekainfo.blogspot.co.id/
Benarkan dosa hutang tidak akan terampuni meskipun mati syahid?
Dilansir dari laman Islam Pos, dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang,” (HR. Muslim no. 1886).
Dari hadits diatas sangat terperinci sekali dan tentunya sangat angker bagi kita semua alasannya ialah orang mati syahid pun dosanya tidak akan terampuni jikalau punya dosa hutang. Padahal mati syahid, mati ketika berjihad di jalan Tuhan SWT serta khusnul khotimah ialah salah satu maut yang di inginkan oleh semua orang di seluruh penjuru dunia.
Oleh alasannya ialah itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada insan tidak mampu dilunasi hanya dengan istighfar.
Bukhari membawakan dalam kitab shohihnya pada Bab “Siapa yang berlindung dari hutang”. Lalu ia rahimahullah membawakan hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di final shalat (sebelum salam): Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom (Ya Allah, saya berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada ia shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta santunan ialah dalam duduk perkara hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari,” (HR. Bukhari no. 2397).
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil perihal wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang memperlihatkan hal ini ialah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta,” (Syarh Ibnu Baththol, 12/37).
Untuk itu, marilah teman-teman semua kita ingat-ingat dan koreksi diri apakah kita masih punya sangkutan utang piutang? sekecil apapun kita punya hutang maka wajib dibayar dan dilunasi sebelum kita meninggalkan dunia yang fana ini.
Semoga kita semua tergolong orang-orang yang kelak final khayatnya khusnul khotimah, mati syahid tanpa ada sangkutan utan piutang alis semua hutang sudah terbayarkan selama masih diberi kesempatan hidup di dunia. Amin-amin Ya Robbal 'Aalamiin...
sumber : blogkhususdoa.com