Ibu Ini Mengirimkan Pesan Kepada Semua Orangtua di Seluruh Dunia : Putriku Juara 3 dari belakang dan Sekarang Gajinya 60 Juta Per Bulan!!
Putriku tidak pintar dalam pendidikan akademik sekolah. Sewaktu SD, dari 34 murid dalam kelasnya, ia juara 3 dari belakang. Aku gak percaya dengan semau ini, ia yang aktif tidak mungkin sebegok itu. Aku beri ia ulangan, les, dan segala macem, dan putriku menunjukkan dengan ekspresinya kalau ia tidak suka! Memang dari dulu, saya menawarkan putri - putriku berguru sendiri, mencari hobi sendiri. Karna itulah saya membiarkan ia mencari hobinya sendiri, tidak memaksanya untuk berguru akademik lagi.
1 hari, wali kelasnya telepon saya dan menasehatiku untuk memantau cara berguru putriku. Aku menghela nafasku, dan saya menawarkan pengertian kepada gurunya, anakku tidak suka belajar, ia mau menuruti keinginanku untuk pergi sekolah, kerjain PR, itu sudah cukup bagiku, jangan paksa ia untuk lakukan lebih lagi!
Beberapa tahun setelah tamat SD, ia mau masuk sekolah kejuruan di satu sekolah kejuruan, untungnya sekolah itu mau menerimanya dan ia begitu rajin buat prakarya hingga lupa tidur. Tak pernah sekalipun ia mengeluh, dan ini semua juga saya tahu dari sahabat sekamarnya.
Akhirnya ia mulai tahu apa yang ia mau kerjakan! Aku pun sudah lega dan mulai percaya dengannya.
Setamat ia dari SMK, ia melanjutkan untuk kuliah di selatan, di waktu yang bersamaan, suamiku meninggal dunia. Jujur saya tak rela ditinggal oleh putriku, tetapi saya tahu, kalau saya menahannya terus, ia tidak akan mampu maju!
Tapi putriku tahu, akademik bukan bagiannya. Setengah tahun ia kuliah, ia pun DO dengan alasan,"Aku gak mau kuliah, habisin duit aja."
Aku tahu, apa yang sudah dilewati, itu cukup untuk pengalamannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar negeri bekerja, tetapi karna modal yang besar dan ia tidak mau menggunakan uangku, ia karenanya bekerja part time hingga - hingga tahun baru, ia harus merelakan liburannya untuk diinfus di rumah sakit.
Dia berhasil mengumpulkan uang dalam waktu 1 tahun dan ia pun karenanya berangkat keluar negeri. Bekerja keras di sana, tak sia - sia. Dia menelpon saya dan berkata kalau ada perusahaan besar mau mendapatkan ia dan gaji bulannya 60 juta Rupiah! Aku pertama curiga, pekerjaan apa itu, ternyata sebuah perusahaan permodelan besar yang mau mempekerjakan dirinya.
Aku rasa, setiap orang memiliki gaya dan kelebihan masing - masing. Aku bukan menyombongkan putriku pintar cari uang, tetapi saya ingin semua orangtua di dunia ini tahu, jangan menghakimi anakmu hanya dari akademiknya.
Bukan alasannya ialah akademik bagus, itu menjamin masa depan ia juga bagus. Masyarakat membutuhkan orang pintar dan orang yang tahu bagaimana menggunakan kelebihannya untuk mencari uang dan bertahan hidup.
Anak - anak, tidak boleh terbatas hanya dari sekolahnya. Dunia masyarakat yang begitu kejam, perlu orang yang cerdik, kreatif, dan cekatan untuk dapat bertahan hidup.
Hai para orangtua, jangan paksa anakmu. Biarlah ia meng-explore diri mereka sendiri, menjadi diri mereka sendiri, dan menjadi profesional di bidang mereka masing - masing. Dengan begitu, setiap orang akan bahagia menjalani apa yang ia punya, dan apa yang mau ia lakukan!
sumber : cerpen.co.id
Sumber https://shareanekainfo.blogspot.co.id/
1 hari, wali kelasnya telepon saya dan menasehatiku untuk memantau cara berguru putriku. Aku menghela nafasku, dan saya menawarkan pengertian kepada gurunya, anakku tidak suka belajar, ia mau menuruti keinginanku untuk pergi sekolah, kerjain PR, itu sudah cukup bagiku, jangan paksa ia untuk lakukan lebih lagi!
Beberapa tahun setelah tamat SD, ia mau masuk sekolah kejuruan di satu sekolah kejuruan, untungnya sekolah itu mau menerimanya dan ia begitu rajin buat prakarya hingga lupa tidur. Tak pernah sekalipun ia mengeluh, dan ini semua juga saya tahu dari sahabat sekamarnya.
Akhirnya ia mulai tahu apa yang ia mau kerjakan! Aku pun sudah lega dan mulai percaya dengannya.
Setamat ia dari SMK, ia melanjutkan untuk kuliah di selatan, di waktu yang bersamaan, suamiku meninggal dunia. Jujur saya tak rela ditinggal oleh putriku, tetapi saya tahu, kalau saya menahannya terus, ia tidak akan mampu maju!
Tapi putriku tahu, akademik bukan bagiannya. Setengah tahun ia kuliah, ia pun DO dengan alasan,"Aku gak mau kuliah, habisin duit aja."
Aku tahu, apa yang sudah dilewati, itu cukup untuk pengalamannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar negeri bekerja, tetapi karna modal yang besar dan ia tidak mau menggunakan uangku, ia karenanya bekerja part time hingga - hingga tahun baru, ia harus merelakan liburannya untuk diinfus di rumah sakit.
Dia berhasil mengumpulkan uang dalam waktu 1 tahun dan ia pun karenanya berangkat keluar negeri. Bekerja keras di sana, tak sia - sia. Dia menelpon saya dan berkata kalau ada perusahaan besar mau mendapatkan ia dan gaji bulannya 60 juta Rupiah! Aku pertama curiga, pekerjaan apa itu, ternyata sebuah perusahaan permodelan besar yang mau mempekerjakan dirinya.
Aku rasa, setiap orang memiliki gaya dan kelebihan masing - masing. Aku bukan menyombongkan putriku pintar cari uang, tetapi saya ingin semua orangtua di dunia ini tahu, jangan menghakimi anakmu hanya dari akademiknya.
Bukan alasannya ialah akademik bagus, itu menjamin masa depan ia juga bagus. Masyarakat membutuhkan orang pintar dan orang yang tahu bagaimana menggunakan kelebihannya untuk mencari uang dan bertahan hidup.
Anak - anak, tidak boleh terbatas hanya dari sekolahnya. Dunia masyarakat yang begitu kejam, perlu orang yang cerdik, kreatif, dan cekatan untuk dapat bertahan hidup.
Hai para orangtua, jangan paksa anakmu. Biarlah ia meng-explore diri mereka sendiri, menjadi diri mereka sendiri, dan menjadi profesional di bidang mereka masing - masing. Dengan begitu, setiap orang akan bahagia menjalani apa yang ia punya, dan apa yang mau ia lakukan!
sumber : cerpen.co.id
Sumber https://shareanekainfo.blogspot.co.id/