Hindari 6 Hal berikut ini Jika kau tidak ingin Rugi di Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah
Karena bulan Ramadhan tahun ini sudah ada di depan mata, maka sambutlah ia dengan penuh suka cita. Bukan untuk mengharapkan hari kemenangan saja. Akan tetapi lebih dari itu, pahala yang nanti kita usahakan di bulan tersebut bisa berlanjut hingga ke bulan setelahnya. Sehingga amalan baik akan selalu terjaga, dan kita semua termasuk ke dalam orang yang berhasil mengaklahkan nafsu kita sendiri.
Memang, bagi umat Islam datangnya bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Karena dari 12 bulan yang ada, hanya di bulan Ramadhan ini umat Islam bisa menerima pahala yang berlipat. Namun sangat disayangkan kalau kita tak bisa meraup keuntungan di bulan suci ini.
Ramadhan bisa disebut sebagai bulan hadiah. Dimana berbagai hadiah yang Tuhan bagi di bulan ini. Tentu mereka yang tak menerima hadiah itu yaitu orang yang paling rugi, alasannya belum tentu Ramadhan berikutnya mereka diberi kesempatan untuk menerima keutamaan-keutamaan di bulan suci ini. Jika Anda tak ingin rugi di bulan penuh berkah ini, hindarilah 6 hal berikut.
1. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an yaitu amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu karakter dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim yaitu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu karakter dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi kalau dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan hingga tak terhingga. Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
2. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat terang tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
Padahal kalau kita menilik pada rukun Islam, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama Islam kalau belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang bisa saja.
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melaksanakan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja. Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung menyerupai ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan hingga tak terhingga.
“…Barang siapa yang melaksanakan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya menyerupai melaksanakan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya menyerupai melaksanakan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Tuhan ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya alasannya ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
3. Puasa hanya menerima lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menyampaikan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak menerima apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak menerima dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Ath Thobrani).
Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat. Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak menerima pahala atas puasanya.
4. Tidak menjaga shalat
Shalat yaitu ibadah terpenting bagi seorang muslim alasannya shalat yaitu tiang agama. Selain itu, shalat yaitu amalan yang pertama kali dihisab oleh Tuhan di hari final zaman kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari final zaman kelak yaitu shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
Meskipun hanya disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan sholat lainnya. Sebab, kalau kita amati ketika ini, justru shalat Ashar lah yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Tuhan diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Tuhan akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
5. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih hingga selesai. Nabi bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam hingga selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
6. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka bergotong-royong kita yaitu orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung yaitu orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.
Maka marilah kita memohon inayah dan kasih sayang Allah, semoga pada Ramadhan tahun ini kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat kemulian dan kemenangan. Semoga Tuhan menimbulkan kita sebagai orang yang berpuasa dan menjalankan qiyam pada bulan Ramadhan, serta menimbulkan kita sebagai orang-orang yang diterima amalnya. Amin
Sumber https://shareanekainfo.blogspot.co.id/
Memang, bagi umat Islam datangnya bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan. Karena dari 12 bulan yang ada, hanya di bulan Ramadhan ini umat Islam bisa menerima pahala yang berlipat. Namun sangat disayangkan kalau kita tak bisa meraup keuntungan di bulan suci ini.
Ramadhan bisa disebut sebagai bulan hadiah. Dimana berbagai hadiah yang Tuhan bagi di bulan ini. Tentu mereka yang tak menerima hadiah itu yaitu orang yang paling rugi, alasannya belum tentu Ramadhan berikutnya mereka diberi kesempatan untuk menerima keutamaan-keutamaan di bulan suci ini. Jika Anda tak ingin rugi di bulan penuh berkah ini, hindarilah 6 hal berikut.
1. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an yaitu amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu karakter dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim yaitu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu karakter dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi kalau dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan hingga tak terhingga. Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
2. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat terang tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
Padahal kalau kita menilik pada rukun Islam, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama Islam kalau belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang bisa saja.
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melaksanakan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja. Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung menyerupai ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan hingga tak terhingga.
“…Barang siapa yang melaksanakan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya menyerupai melaksanakan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melaksanakan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya menyerupai melaksanakan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Tuhan ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya alasannya ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
3. Puasa hanya menerima lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menyampaikan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak menerima apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak menerima dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Ath Thobrani).
Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat. Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak menerima pahala atas puasanya.
4. Tidak menjaga shalat
Shalat yaitu ibadah terpenting bagi seorang muslim alasannya shalat yaitu tiang agama. Selain itu, shalat yaitu amalan yang pertama kali dihisab oleh Tuhan di hari final zaman kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari final zaman kelak yaitu shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
Meskipun hanya disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan sholat lainnya. Sebab, kalau kita amati ketika ini, justru shalat Ashar lah yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Tuhan diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Tuhan akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
5. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih hingga selesai. Nabi bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam hingga selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
6. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka bergotong-royong kita yaitu orang yang mengalami kerugian. Karena orang yang beruntung yaitu orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.
Maka marilah kita memohon inayah dan kasih sayang Allah, semoga pada Ramadhan tahun ini kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat kemulian dan kemenangan. Semoga Tuhan menimbulkan kita sebagai orang yang berpuasa dan menjalankan qiyam pada bulan Ramadhan, serta menimbulkan kita sebagai orang-orang yang diterima amalnya. Amin
Sumber https://shareanekainfo.blogspot.co.id/